Skip to main content

MENGATASI KECINTAAN TERHADAP DUNIA




Bahkan semua yang ada di dunia dari kelezatan-kelezatan, mengingatkan kepada kelezatan yang lebih besar dari itu dan semua kesulitan di dunia, juga mengingatkan kepada kesulitan dan derita yang lebih besar dari itu. Allah SWT berfirman : “mengenai-mengenai kenikmatan makanan surga”dan mereka di beri buah-buah yang serupa” “setiap mereka di beri rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “inilah yang pernah di berikan kepada  kami”-yakni semasa di dunia- yang ini namana Anggur, yang ini delima dan yang ini namanya pisang. Namanya sama, serupa dari sisi nama dan bentuk, tetapi dari segi besar dan rasanya, di kehidupan akhirat lebih besar, lebih lezat dan lebih indah. 

Maka kelezatan-kelezatan ini mengingatkan kepada kelezatan akhirat dan Allah SWT memberikan kepada anda kelezatan-kelezatan seperti ini, agar anda ingat kelezatan-kelezatan yang besar, jangan sampai anda tidak mendapatkannya dan itu semua akan anda peroleh dengan kemurnian dan ketakwaan dan anda kan mencobanya dan memakannya, begitu juga kesulitan-kesulitan, Allah berfirman tentang api : “Apakah kalian melihat api yang kalian nyalakan, kaliankah yang menjadikan kayu itu atau kami? Kami jadikan api itu untuk peringatan.” “peringatan” api mengingatkan api yang di sana, Api yang ringan ini mengingatkan anda kepada api yang di akhirat nanti yang kuat api itu di lipat gandakan tujuh puluh kali lipat “kami jadikan api itu untuk peringatan” karena itu, ketika sayyidina Robi’ bin khaitham melihat api ketika dia melewati tukang besi di pasar sedang meniup api dan dia membaca beberapa ayat mengenai api dia pun jatuh pingsan, dan dia sedang bersama gurunya yaitu Ibnu Mas’ud RA dia pun di angkat ke rumah Ibnu mas’ud, dan Ibnu mas’ud berdiri hadapannya dia membangunkannya agar sholat, dia tetap tidak sadar diri, Ibnu mas’ud berkata : Demi Allah, inilah rasa takut yang sebenarnya. Sampai hari berikutnya, dia pun sadar di waktu yang sama seperti dia pingsan. Ibnu mas’ud mengatakan kepadanya : Wajib bagimu sholat lima waktu, karena terlewatkan di kala kau tidak sadarkan diri, apa yang menyebabkanmu pingsan? Dia berkata : Aku teringat api neraka. Ketika sayyidina Ali Zainal ‘Abidin bin Husain RA sedang sholat, terjadi kebakaran di rumahnya, dan dia dalam keadaan sujud. Maka orang-orang pun memanggilnya “wahai cucu Rasulullah, wahai Ali” dan dia masih sujud dan tidak bergerak, sampai dia pun mengangkat kepalanya, dan mereka masih berusaha memadamkan api setelah dia salam, dia berkata : kapan api ini berkobar? Mereka berkata: “kapan api ini berkobar”??? dari tadi kami berteriak memanggilmu, dia berkata : saya tidak mendengar kalian. Mereka berkata: memangnya kau sedang dimana? Dia berkata : saya sedang sujud dan sholat. Apa yang menjadikanmu tidak menyadarinya? Api neraka yang membuatku tidak menyadari api yang kecil ini. Lalu maka merekapun mengeluarkan nya dari rumah itu. Dan beginilah keadaany orang-orang yang benar. Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang benar dan jadikanlah kami berjalan di jalan orang-orang yang baik.


- Habib Umar Bin Hafidz - 

Comments

Popular posts from this blog

Tertipu Dunia Yang Fana (Habib Umar Bin Hafidz)

Allah Ta'ala menyebutkan tentang orang-orang yang dulu di dunia bergembira dengan lambang-lambang duniawi bergembira kegembiraan yang cacat dan keliru, ataupun orang-orang yang ketika di dunia dia mencari kegembiraan dari yang haram, dari kemaksiatan, dia mengira kalau dia bisa dapat kegembiraan dari situ. Allah Ta'ala katakan kepada mereka ketika mereka merasakan azab di api neraka, ini yang kamu rasakan akibat dan hasil dari dulu di dunia kamu bergembira dengan selain yang hak dan inilah hasilnya.  Dan juga Allah SWT menyebutkan firman-Nya tentang mereka orang-orang yang melihat di masanya Qarun tersebut Allah Ta'ala mengatakan kepada orang-orang cendikiawan tersebut, jangan orang-orang cendikiawan berkata sebagaimana dikisahkan oleh Allah berkata kepada Qarun "jangan engkau bergembira dengan kegembiraan yang bathil ini sebab Allah Ta'ala tidak suka dengan orang-orang yang bergembira dengan kegembiraan yang bathil". Artinya keluarlah engkau dari kegem...

JIHAD YANG TANPA BERDEBU

Kami telah membahas pada majelis ini, tentang jenis JIHAD dalam mendidik keluarga dan menjaga mereka dari program-program orang kafir. Dan dari pemikiran mereka, perilaku dan moral mereka (orang kafir) dan kita akan membahas mengenai JIHAD YANG TANPA BERDEBU . Yaitu setiap penghuni suatu wilayah dan suatu tempat melakukan penjagaan terhadap kehormatan, harta dan nyawa di setiap wilayah mereka, tanpa harus ribut dengan orang-orang yang ribut, meributkan kekuasaan atau selainnya. Karena dalam perkara ini, setiap orang yang ribut dan bersaing selalu mengklaim bahwasanya mereka ingin keamanan terhadap semua orang, jika saja perkara itu seperti yang mereka katakan, maka tujuan orang-orang yang tulus dari penduduk setiap wilayah, juga para intelektual dan para pemuda yang mereka semua terikat dengan aturan orang-orang yang bijak, juga para pemerintahan yang terikat dengan aturan wahyu, dengan aturan para pewaris sang pembawa hidayah, dengan ikatan sanad pemahaman mengenai Al-Qur...

SEMUA KARENA ALLAH (Habib Umar Bin Hafidz)

Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah Ta'ala yang menciptakan arwah dan Allah Ta'ala masukan arwah tersebut di dalam tubuh-tubuh makhluk manusia yang diciptakanNya dan Allah dan Allah akan mengeluarkan arwah tersebut dari tuubuh-tubuh manusia dan akan dikumpulkan mereka untuk perhitungan besok di hari kiamat. Dan tidak diragukan kita dahulu berikut arwah dan tubuh kita dahulunya adalah tidak ada, tidak ada keberadaan kita sama sekali sebelumnya, 'barangsiapa berasal dari ketiadaan maka bagaimana dia akan menyombongkan diri, membanggakan diri dan akan berbuat kejahatan. Bukankah datang pada manusia suatu waktu dari masanya ini dimana dia belum tercipta apa-apa, belum menjadi sesuatu, dahulu Allah Ta'ala telah ada dimana tidak ada apapun dan juga tidak ada yang bersama Allah Ta'ala apapun disaat tersebut. Dan ketahuilah keberadaan yang hakiki itu milik siapa sebenarnya? Sesungguhya keberadaan yang hakiki itu milik siapa? asal muasal langit tiada, as...